Rabu, 09 Juli 2014

Kemoterapi Infusi Arteri Hepatik kanker hati

Hati yang normal mendapat 70 persen suplai darah dari vena portal dan 30 persen dari arteri hepatic. Kanker... thumbnail 1 summary


Liver Cancer Hati yang normal mendapat 70 persen suplai darah dari vena portal dan 30 persen dari arteri hepatic. Kanker hati mendapat suplai darah secara eksklusif dari arteri hepatic. Oleh karena itu,muncul metode kemoterapi melalui arteri hepatic langsung pada tumor. Teorinya, obat-obatan dapat diantar ke tumor-tumor tanpa membuat penderita keracunan obat.
Namun, dalam kenyataannya obat-obatan kemoterapi bisa mengalir ke seluruh tubuh. Akibatnya, kemoterapi intra-arteri justru dapat menyebabkan efek samping yang sistematis. Metode perawatan ini juga bisa menimbulkan efek samping regional, misalnya peradangan kantung empedu, borok pada usus dan lambung, dan peradangan pancreas. Bahkan, penderita kanker hati dalam stadium lanjut bisa menderita gagal hati setelah melakukan perawatan ini.
Seorang ahli radiologi biasanya melakukan prosedur melalui arteri hepatic. Dia akan bekerja sama dengan ahli kanker yang menentukan jumlah kemoterapi yang diterima penderita pada setiap sesi perawatan. Beberapa penderita mungkin menjalani sesi-sesi yang berulang pada interval 6-12 minggu.
Prosedur ini dilakukan dengan bantuan pencitraan sinar X. Sebuah kateter dimasukkan ke dalam arteri femoral pada selangkangan dan disusupkan ke dalam aorta (arteri utama tubuh). Dari aorta, kateter didorong masuk ke dalam arteri hepatic. Setelah cabang-cabang dari arteri hepatic yang memberi makan pada kanker hati diindentifikasi, maka obat-obatan kemoterapi pun diinfuskan. Seluruh prosedur ini memakan waktu 1-2jam, kemudian kateter dikeluarkan.
Umumnya, tes-tes hati meningkat atau memburuk selama 2-3hari setelah prosedur kemoterapi melalui arteri hepatic dilakukan. Peningkatan tes-tes hati ini sebenarnya disebabkan oleh kematian sel-sel tumor dan beberapa sel bukan tumor.
Setelah kemoterapi melalui arteri hepatic dilakukan, penderita juga bisa mengalami sakit perut dan demam ringan. Ini menandakan bahwa suatu komplikasi yang lebih serius telah berkembangsumber:
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=111195772401331&id=107803739407201
http://ohati.wordpress.com/2014/07/09/obat-kanker-hati/

Kamis, 03 Juli 2014

Prognosis kanker paru paru

Prognosis umumnya buruk. Dari semua penderita kanker paru, 15% bertahan selama 5 tahun setelah prognosis. [2] Sering terjadi stadium suda... thumbnail 1 summary

Prognosis umumnya buruk. Dari semua penderita kanker paru, 15% bertahan selama 5 tahun setelah prognosis.[2] Sering terjadi stadium sudah lanjut pada saat diagnosis. Pada presentasi, 30–40% kasus NSCLC ada pada stadium IV, dan 60% SCLC ditemukan pada stadium IV.[8]

Faktor prognostik dalam NSCLC termasuk ada atau tidak adanya gejala paru, ukuran tumor, (histologi) jenis sel, derajat penyebaran (stadium), dan metastasis ke beberapa nodus limfatik, serta invasi pembuluh darah. Untuk penderita dengan penyakit yang tidak dapat dioperasi, hasilnya lebih buruk bagi yang memiliki kondisi umum buruk dan kehilangan berat badan lebih dari 10%.[100] Faktor prognostik dalam kanker paru sel kecil termasuk kondisi umum, jenis kelamin, stadium penyakit, dan keterlibatan sistem saraf pusat atau organ hati pada saat diagnosis.[101]

Untuk NSCLC, prognosis terbaik didapatkan dengan reseksi bedah lengkap penyakit stadium IA, dengan tingkat kelangsungan hidup lima tahun sebesar 70%.[102] Untuk SCLC, keseluruhan tingkat kelangsungan hidup lima tahunnya sekitar 5%.[1] Penderita SCLC tingkat ekstensif mempunyai rerata tingkat kelangsungan hidup lima tahun kurang dari 1%. Rerata waktu kelangsungan hidup untuk penyakit stadium terbatas adalah 20 tahun, dengan tingkat kelangsungan hidup lima tahun sebesar 20%.[2]

Menurut data yang disediakan oleh National Cancer Institute, usia median pada diagnosis kanker paru di Amerika Serikat adalah 70 tahun, [103] dan usia median saat kematian adalah 72 tahun.[104] Di AS, orang yang memiliki asuransi kesehatan cenderung mempunyai hasil yang lebih baik.[105]

Selasa, 01 Juli 2014

obat herbal alami kanker paru paru

Produk obat herbal kanker paru paru yang aman efektif dan ampuh, terbuat dari kulit manggis dan daun sirsak. Silakan simak penjelasan d... thumbnail 1 summary

Produk obat herbal kanker paru paru yang aman efektif dan ampuh, terbuat dari kulit manggis dan daun sirsak. Silakan simak penjelasan di bawah ini dan pesan pada kami, penjual ace maxs asli. benar ace maxs lah obat nya … Obat herbal kanker paru paru

Produk obat herbal kanker paru paru

Testimoni Gunadi Sasongko Produk obat herbal kanker paru paru Jus ace maxs

  • Nama : Gunadi Sasongko
  • Umur : 48 tahun
  • Asal : Depok, Jawa Barat
  • Profesi : Musisi Organ Tunggal
  • Penyakit : Kanker Paru-Paru

Penyakit ini benar-benar mematikan mata pencarian saya sebagai seorang pemain organ tunggal, karena sudah otomatis saya tidak punya penghasilan. Saya jalani pengobatan rutin 6 bulan ke dokter dgn menggunakan kartu jamkesmas tapi hasilnya tidak banyak kemajuan. Saya hanya pasrah dan lebih banyak tidur serta berada di rumah sepanjang hari, tidak banyak hal yg bisa saya kerjakan. Tiba-tiba datang tetangga memberikan Produk Obat herbal kanker paru paru ACE MAX'S buat saya minum. Katanya ini dari kulit buah manggis dicampur dgn daun sirsak, buat Pak Gun gratis, karena ada bantuan sosial dari perusahaan. Betapa senangnya hati dan perasaan saya. Siang itu langsung saya minum 35 ml, sore 35 ml dan malam 35 ml. Badan rasanya hangat, segar dan malah saya tidak sering tidur he he he. Setelah habis 6 botol saya coba periksa lagi ke dokter walau kata saya tidak punya uang tapi saya mau tahu kejelasannya hasilnya, dan memang benar, penyakit paru-paru saya semakin terpojok. Tidak mudah berkembang lagi sel-selnya, tetapi saya terus minum ACE MAX'S, tambah obat dokter saya kombinasikan untuk lebih cepat proses penyembuhannya. Satu atau dua jam setelah minum obat dokter baru saya minum ACE MAX'S.

Info kanker paru paru: http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_paru-paru

Info lengkap klik: http://stopsakit.wordpress.com/2014/07/02/paru/